RATU DI ATAS SINGGASANANYA

Apakah engkau tahu? Ada seorang ratu di atas singgasananya, di atas tempat duduknya yang panjang terhampar dan kasur-kasur yang empuk, di antara para pelayan yang selalu melayaninya dan keluarga yang memuliakannya.
Akan tetapi ia adalah seorang wanita yang beriman, ia menyembunyikan keimanannya. Ia adalah Asiyah, istri Fir’aun. Ia berada di dalam kenikmatan yang melimpah. Ketika ia melihat iring-iringan para syuhada berlomba-lomba menuju pintu-pintu langit, ia pun merasa rindu untuk menemui Tuhannya dan tidak suka mendampingi Fir'aun.
Tatkala Fir'aun membunuh Masyithoh, seorang wanita yang beriman, ia masuk menemui istrinya, Asiyah, lalu memamerkan segala kekuatannya dihadapannya. Asiyah berteriak kepadanya, “Celakalah engkau! Alangkah beraninya engkau terhadap Allah!” Kemudian ia menyatakan keimanannya kepada Allah. Fir'aun pun marah dan bersumpah akan merasakan kepadanya siksaan maut atau ia kafir kembali dari Allah. Kemudian Fir'aun menyuruh pengawalnya untuk mengikat dan membentangkan Asiyah di atas sebilah papan. Kemudian kedua tangan dan kakinya pada pasak-pasak dari besi. Lalu ia dicambuki sampai darah mengalir dari tubuhnya dan daging-dagingnya terkelupas dari tulangnya. Tatkala siksaannya semakin keras dan ia mulai melihat kematian, ia mengangkat pandangannya ke langit seraya berdoa, “Ya Rabbi, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim". (QS. At Tahrim [66]: 11).
Dan doanya menembus langit, Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata, "Lalu Allah menyingkap untuknya sehingga ia melihat rumahnya di surga, ia pun tersenyum lalu meninggal.”
Benar, ratu itu telah meninggal, dahulunya ia hidup di antara wewangian dan harumnya dupa, di antara kesenangan dan kesuka-citaan. Benar, ia telah meninggalkan gaun-gaunnya, parfum-parfum dan para pelayannya serta kawan-kawannya. Ia telah memilih kematian. Akan tetapi sekarang ia berada di dalam kenikmatan dan bersenang-senang di sana sekehendak hatinya. Kesabarannya dalam ketaatan dan melawan syahwat (hawa nafsu) telah memberikan manfaat untuknya …
Ratu tersebut telah pergi menuju Tuhannya, dan kebaikan tetap pada kaum wanita…

0 komentar:

Posting Komentar